**
kulirik jam di tanganku sudah menunjukkan pukul 17.30 tapi aku masih betah di tempat ini walau matahari sudah beranjak tenggelam meninggalkan peraduannya yang nantinya akan digantikan oleh sang rembulan, kupanggil waitress untuk menambah pesananku
“ ya mbak, ada yang bisa saya bantu?”, tanya sang waitress
“ saya pesan frozen cappuccino satu lagi ya ”, jawabku
“ ada lagi yang lain mbak?”, tanya sang waitress lagi yang langsung ku jawab dengan gelengan kepala,
dan tak lama kemudian pesananku datang.
kembali aku menikmati lamunanku, melihat orang-orang yang berseliweran di depanku tapi sesungguhnya hanya badanku saja yang di tempat ini tapi fikiranku telah jauh mengembara entah kemana, aku belum ingin pulang. Sengaja hari ini aku melarikan diri ke cafe ini untuk menghindar dari Tyan.
“sayang, kamu dimana? Kok sms aku ga dibalas sih? Telpon juga ga di angkat, ada apa sih yank??” kubaca sms yang baru saja masuk di handphoneku tapi aku tidak berniat membalasnya, aku tau sudah sejak tadi pagi Tyan menghubungiku tapi sengaja aku mengabaikannya. Aku lalu beranjak ke chasier dan membayar semua pesananku lalu ke parkiran mengambil motorku dan pulang ke rumah dengan sejuta perasaan yang berkecamuk di dalam hati.
kulirik jam di tanganku sudah menunjukkan pukul 17.30 tapi aku masih betah di tempat ini walau matahari sudah beranjak tenggelam meninggalkan peraduannya yang nantinya akan digantikan oleh sang rembulan, kupanggil waitress untuk menambah pesananku
“ ya mbak, ada yang bisa saya bantu?”, tanya sang waitress
“ saya pesan frozen cappuccino satu lagi ya ”, jawabku
“ ada lagi yang lain mbak?”, tanya sang waitress lagi yang langsung ku jawab dengan gelengan kepala,
dan tak lama kemudian pesananku datang.
kembali aku menikmati lamunanku, melihat orang-orang yang berseliweran di depanku tapi sesungguhnya hanya badanku saja yang di tempat ini tapi fikiranku telah jauh mengembara entah kemana, aku belum ingin pulang. Sengaja hari ini aku melarikan diri ke cafe ini untuk menghindar dari Tyan.
“sayang, kamu dimana? Kok sms aku ga dibalas sih? Telpon juga ga di angkat, ada apa sih yank??” kubaca sms yang baru saja masuk di handphoneku tapi aku tidak berniat membalasnya, aku tau sudah sejak tadi pagi Tyan menghubungiku tapi sengaja aku mengabaikannya. Aku lalu beranjak ke chasier dan membayar semua pesananku lalu ke parkiran mengambil motorku dan pulang ke rumah dengan sejuta perasaan yang berkecamuk di dalam hati.
**
Malam ini hujan mengguyur kotaku dan membuatku terjaga dari tidur. Sebenarnya aku tidak takut hujan tapi karena alergi yang menyerangku akhir-akhir ini membuatku terpaksa membenci hujan karena setelah hujan reda pasti batuk-batuk selalu menyerangku, padahal sejak kecil aku sangat menyukai hujan. Tapi sekarang setiap ada hujan aku selalu merasa parno dan saat sedang tertidur seperti tadi pun jika mendengar suara hujan aku akan refleks bangun, karena tidak bisa tidur lagi aku memutuskan untuk membuka laptopku lalu mengaktifkan modem dan kubuka akun facebookku dengan harapan masih ada beberapa temanku yang belum tidur untuk ku ajak mengobrol walaupun sebenarnya aku ragu karena saat ini saja sudah pukul 03.00, tapi saat aku sedang membuka-buka beberapa pemberitahuan tiba-tiba saja nada tanda pesan di obroran facebookku berbunyi
“putra cool: cici.. :P” deg.. tiba-tiba saja jantungku terlonjak kaget bercampur senang, dengan cepat kubalas pesannya
“ cici oke: hy put ^_^”, jawabku berusaha se_cool mungkin, padahal saat itu bonekaku habis kuciumi saking senangnya, rasanya tak menyesal aku terbangun oleh hujan malam ini
“putra cool: kok belum tidur?”
“ cici oke: hujan nih put , putra ndiri koq belum tidur? Balasku lagi
“putra cool: belum ngantuk aja n kebetulan besok free jadinya bisa santai dikit,” belum sempat aku membalasnya masuk lagi pesan darinya
“putra cool: o iya kemana aja ci dah lama ga keliatan, kapan-kapan kita jalan yuk muter-muter pekanbaru?” wow hatiku tambah geer dibuatnya, ternyata selama ini dia juga memperhatikanku
“ cici oke: hmmm ya deh klo ada waktu ya put, ga kemana-mana kok put, Cuma akhir-akhir ini lagi malas buka fb aja, kenapa ga putra sms aja aku?? ”
“putra cool: aq kira cici hilang wkwk,,, mau sms tapi takut ganggu”
“cici oke: ga segitunya juga kali put,, :P “
“putra cool: hmm ya deh tidurlah lagi ci, udah jam berapa neh,, ntar kamu sakit lho”. Tak terkira senangnya hatiku, padahal kata-katanya biasa aja tapi buat aku yang sudah lama memujanya tentulah hal sekecil inipun bisa membuatku melambung
“cici oke: hmm putra ndiri aja belum tidur :P..”
“putra cool: wahhh ngeles nih yee, ya udah tidur yuk ci,, jaga kesehatannya slalu yah ”
“cici oke: oke deh, kamu juga ya put,, bye”, jawabku seraya mengakhiri perbincangan kami.
Namanya Putra, aku mengenalnya sejak kecil, saat duduk di bangku sekolah dasar ayahnya yang kebetulan polisi ditugaskan di daerah kecamatan tempat aku dan keluargaku tinggal, sebenarnya aku tidak terlalu mengenal dia karena sejak dulu bahkan hingga saat inipun dia orangnya pendiam, berbicara hanya seperlunya saja. Menginjak masa SMP ayahnya dipindah tugaskan ke Kota Pekanbaru , sehingga Putra pun ikut pindah bersama keluarganya, selama itu pula aku dan Putra tidak pernah berkomunikasi, selain dikarenakan aku tidak terlalu dekat dengannya pada saat itu juga belum ada sarana komunikasi yang memadai seperti saat ini.
Sampai pada suatu hari, aku yang kebetulan bekerja di sebuah agen travel khusus perjalanan umrah dan haji, mendapatkan pesan di inbox facebookku, aku memang memasang iklan di facebookku mengenai agen travel kami, dengan harapan seandainya dapat pelanggan kan lumayan aku bisa dapat bonus.
pesan itu dari seorang pria bernama Putra Cool, tapi pada saat itu tidak ada foto yang dia tampilkan di profilnya, dia ingin memesan tiket untuk umrah sebanyak 10 orang, aku lalu menambahkan dia sebagai teman di facebookku dan sengaja aku memberinya no handphoneku untuk memudahkan dia saat bertanya mengenai prosedur maupun biaya-biaya umrah di agen travel kami
Malamnya dia menghubungiku, sebagai orang yang professional aku menyarankan dia untuk datang saja ke kantorku karena setelah aku tanya alamat rumah dia tidak jauh dari kantorku, keesokan harinya setelah memberitahu dahulu lewat sms Putra datang, dan aku sungguh terkejut saat melihat seorang lelaki berkacamata yang baru saja keluar dari mobil itu ternyata putra yang dahulu sahabat kecilku, akhirnya seperti reuni kembali kami bercerita panjang lebar dan begitu juga sebaliknya setelah mengetahui kalau aku ternyata teman kecilnya dia tidak ragu-ragu lagi untuk memesan tiket umrah dan mempercayaiku untuk mengurus semuanya dan sejak saat itupun komunikasi antara aku dengannya terjalin dengan baik
**
Pada awalnya aku tidak terlalu menyukai jejaring sosial seperti ini, aku merasa hanya akan membuang waktu untuk hal yang menurutku sangat tidak berguna, tetapi aku terpaksa membuatnya karena Fira memaksaku dengan alasan untuk memudahkan komunikasi selama dia di Surabaya, ya Fira memang kekasihku, dia wanita yang baik, cantik dan pintar, dia satu tempat kerja denganku yang bergerak dibidang IT dan saat ini dia ditugaskan atasan kami untuk mengawasi beberapa proyek dari perusahaan yang ada di Surabaya selama 6 bulan, tapi aku tidak suka dengan sifat manja dan rasa cemburunya yang terlalu berlebihan. Dan dari facebook itulah aku juga mengenal Cici, yang ternyata adalah teman kecilku semasa SD, bearwal saat aku membutuhkan agen travel untuk keberangkatan umrahku beserta keluarga besarku, jannu memasang iklan travel di facebooknya yang dia kirimkan ke dinding facebook sahabatku.
Aku tidak bisa memungkiri perasaan ini, aku mulai menyukainya sejak pertama kali bertemu dengannya, awalnya aku tidak mengenalinya bahkan saat pertama kali bertemu jika tidak dia yang mengingatkan mungkin aku lupa siapa dia, aku tidak menyangka ternyata dia teman kecilku. Dia berubah, dulu dia tidak memakai kacamata dan tidak memakai jilbab tapi kini dia begitu anggun dan terlihat cantik dengan balutan jilbabnya tapi tidak itu yang membuat aku menyukainya, kemandirian, kesederhanaan dan senyum lembut itu dari dulu hingga saat ini tidak pernah hilang dari dirinya , tiap melihat dia muncul di layar obrolan facebookku aku selalu ingin mengetahui kabarnya, aku selalu ingin berbagi cerita dengannya.
**
“apa maksud kamu dengan semua ini ??” tiba-tiba Tyan datang ke kantorku sambil marah-marah.
aku sungguh malu pada atasanku saat itu tapi aku tidak bisa menghindari saat Tyan datang ke kantorku, aku mengaku kalau aku salah tapi diamku ini bukan tanpa alasan
“tolong deh jangan diam saja!! apa sebenarnya mau kamu??? Aku hubungi ga di angkat, aku sms ga di bales, aku datang ke rumah, kamu selalu ga ada..” Suara Tyan kembali mengeras, dan saat itu aku pun jadi terpancing emosi, lalu aku menjawab
“ aku mau kita putus, aku udah capek kamu perlakukan seperti anak kecil, aku merasa aku tidak punya privacy lagi, kamu selalu menuntut ini-itu, kamu selalu membatasi apa yang menjadi keinginanku, semua yang aku lakukan tidak pernah bisa kamu dukung” akhirnya tangisku pecah juga saat itu
“ohh,, jadi kamu mau bebas??? ayolah sayang, hubungan kita ini sudah cukup lama, apa salah kalau aku ingin selalu di dekat kamu?? Aku sayang banget sama kamu,, tolong ngertiin aku sayang”
“kebahagiaan orangtua atau kebahagiaan kamu sendiri?? Apa kamu pikir aku bahagia selama ini?? Aku tertekan yan, kamu selalu ingin dimengerti tapi kamu ga pernah belajar buat ngertiin aku. jujur yan aku ga bisa lagi meneruskan hubungan ini, kamu boleh pergi dari sini, ini tempat kerja yan dan aku harap kamu bisa ngerti” aku mengembalikan cincin yang dulu pernah ia berikan padaku sambil berlalu meninggalkannya
**
“ayoolah bebh,, bisa yah,, pleaseee,, itu kan ulang tahun jadian kita yang ke 2, masa gitu aja kamu ga bisa sih bebh??” Fira kembali menelponku dan merengek memaksa aku untuk datang ke Surabaya minggu depan
“Fi,, tolonglah ngerti, hari senin itu ada meeting, ga mungkin bisa aku tinggalkan fi.. hari minggunya aku harus siapkan semua laporannya dan jam sebelum jam 8malam aku harus antar berkasnya ke rumah pak Alvin, ga mungkin bisa aku pergi ke sana fi.. harusnya kamu bisa ngerti fi,,” jawabku lemah
“ya udah kalo kamu ga bisa, kita putus aja, kamu lebih pentingkan kerjaan dari pada hubungan kita” Selalu saja ancaman itu yang keluar dari mulut fira saat keinginannya tidak bisa aku penuhi
“ ya sudahlah fi, kalau memang itu maumu aku terima, aku juga sudah terlalu lelah dengan sikapmu yang kekanak-kanakan fi, mungkin lebih baik kita jalan masing-masing saja” lalu aku memutuskan pembicaraan kami, aku merasa lelah menghadapi sikapnya dan aku rasa ini adalah puncaknya agar fira bisa bersikap lebih dewasa lagi. Berkali-kali fira telepon dan sms tapi tidak satupun aku balas.
“ayoolah bebh,, bisa yah,, pleaseee,, itu kan ulang tahun jadian kita yang ke 2, masa gitu aja kamu ga bisa sih bebh??” Fira kembali menelponku dan merengek memaksa aku untuk datang ke Surabaya minggu depan
“Fi,, tolonglah ngerti, hari senin itu ada meeting, ga mungkin bisa aku tinggalkan fi.. hari minggunya aku harus siapkan semua laporannya dan jam sebelum jam 8malam aku harus antar berkasnya ke rumah pak Alvin, ga mungkin bisa aku pergi ke sana fi.. harusnya kamu bisa ngerti fi,,” jawabku lemah
“ya udah kalo kamu ga bisa, kita putus aja, kamu lebih pentingkan kerjaan dari pada hubungan kita” Selalu saja ancaman itu yang keluar dari mulut fira saat keinginannya tidak bisa aku penuhi
“ ya sudahlah fi, kalau memang itu maumu aku terima, aku juga sudah terlalu lelah dengan sikapmu yang kekanak-kanakan fi, mungkin lebih baik kita jalan masing-masing saja” lalu aku memutuskan pembicaraan kami, aku merasa lelah menghadapi sikapnya dan aku rasa ini adalah puncaknya agar fira bisa bersikap lebih dewasa lagi. Berkali-kali fira telepon dan sms tapi tidak satupun aku balas.
**
“terserah kamu aja ci,, aku ngikut, yang penting kamu juga suka warnanya aku pasti suka juga” lelaki itu berbicara sembari memegang jemariku
“koq gitu sih?? Kan ini buat kita berdua, aku pengen kamu ikut pilih juga sesuai selera kamu donk”
“udah ga apa2 koq, aku sama kamu kan udah jadi satu,, jadi apapun yang kamu pilih ya itu juga pilihan aku”
“ ya udah, yang warna ungu aja ya mas,, bisa selesai ga dalam waktu 1bulan ini mas?? Tanyaku pada petugas percetakan tersebut
“ohh bisa mbak, oya mbak bisa tuliskan lagi ga nama mempelainya karena yang tadi kurang jelas”
pinta mas petugas itu lagi sembari menyodorkan kertas putih padaku, lalu aku pun menuliskan nama kami berdua di kertas itu, Citra Andini, S.E (cici) dan Putra Dwi Permana, S. T (Putra)
the end ^_^
“terserah kamu aja ci,, aku ngikut, yang penting kamu juga suka warnanya aku pasti suka juga” lelaki itu berbicara sembari memegang jemariku
“koq gitu sih?? Kan ini buat kita berdua, aku pengen kamu ikut pilih juga sesuai selera kamu donk”
“udah ga apa2 koq, aku sama kamu kan udah jadi satu,, jadi apapun yang kamu pilih ya itu juga pilihan aku”
“ ya udah, yang warna ungu aja ya mas,, bisa selesai ga dalam waktu 1bulan ini mas?? Tanyaku pada petugas percetakan tersebut
“ohh bisa mbak, oya mbak bisa tuliskan lagi ga nama mempelainya karena yang tadi kurang jelas”
pinta mas petugas itu lagi sembari menyodorkan kertas putih padaku, lalu aku pun menuliskan nama kami berdua di kertas itu, Citra Andini, S.E (cici) dan Putra Dwi Permana, S. T (Putra)
the end ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar